Mengulur Naga, Puncak Erau Adat Pelas Benua 2024 di Tenggarong
Salah satu puncak acara dalam Erau Adat Pelas Benua 2024 yang paling dinanti adalah prosesi mengulur naga. Ritual ini, bukan hanya sekedar tradisi, namun juga terdapat cerita dan sejarah didalamnya.
Menurut cerita, berdasarkan dari kepercayaan masyarakat yang ada di Kutai Kartanegara (Kukar), dahulu di sungai Mahakam terdapat naga yang dipercaya sebagai penghuni dari sungai Mahakam.
Berdasarkan dari cerita legenda tersebut, moment ini juga berkaitan dengan kelahiran dari raja serta permaisuri pertama dari Kutai, yakni Putri Karang Melenu dan juga Raja Aji Batara Agung.
Prosesi ini, menjadi sebuah simbol pengabdian, serta harmonisasi antara manusia dengan alam ghaib. Mengulur naga, merupakan suatu bagian sakral yang dilaksanakan guna merayakan upacara tijak tanah serta mandi di tepian sungai.
Dalam pelaksanaannya, prosesi tersebut terdapat sepasang naga yang diarak, yaitu naga laki dan juga naga bini. Kemudian, naga tersebut dibawa dengan menggunakan kapal menuju ke desa Kutai Lama, yang berada di Kecamatan Anggana.
Sepasang naga tersebut, terbuat dari kayu dan juga rotan. Dengan panjang 17 meter, dan tinggi 1,5 meter (untuk bagian leher dan kepalanya).
Naga diarak mulai dari Halaman Keraton Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura. Dengan diiringi suara gendang dan juga nyanyian adat.
Selanjutnya, naga dibawa menuju ke sebuah kapal yang berada di tepi Mahakam. Kemudian, naga akan diangkut dengan menggunakan kapal menyusuri sungai Mahakam.
Nantinya, kepala dan ekor dari naga akan dipisahkan dengan tubuhnya. Untuk kemudian dikembalikan lagi menuju keraton. Sebagai simbol keabadian dan juga kesucian, yang melambangkan kembalinya keseimbangan antara dua dunia.
Sementara untuk bagian badan dari naga, akan dihanyutkan di sungai Mahakam, sebagai simbol dari pemakmuran.
Prosesi ini, bukan hanya sebagai suatu penghormatan terhadap para leluhur, namun juga menjadi sebuah bagian penting dalam menjaga kelestarian adat dan tradisi Kutai.
Setelah selesai melaksanakan prosesi mengulur naga, acara kemudian dilanjutkan dengan prosesi Belimbur. Belimbur merupakan suatu prosesi penyucian diri, yang dilakukan dengan cara memercikkan air ke tubuh, serta keempat penjuru mata angin.
Kegiatan Belimbur diikuti oleh seluruh masyarakat yang ada di Kukar, dan disambut dengan penuh suka cita. Karena, dalam prosesi Belimbur bukan hanya sekedar permainan air, namun juga sebagai sarana dalam pembersihan diri.
Prosesi yang dimulai dari mengulur naga, sampai dengan Belimbur dilaksanakan sepanjang hari, mulai dari pagi hingga sore hari.
Kekayaan adat dan tradisi yang dimiliki oleh Kukar, tidak terlepas dari sejarah panjang Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, di masa jayanya dahulu.
Hingga hari ini, segala warisan adat istiadat yang telah diwariskan tersebut, masih terus dijaga dan juga dilestarikan oleh seluruh masyarakat yang ada di Kukar.
|
Komentar
Posting Komentar